cover
Contact Name
Mokhamad Fakhrul Ulum
Contact Email
ulum@apps.ipb.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
arshivetlett@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ARSHI Veterinary Letters
ISSN : -     EISSN : 25812416     DOI : -
Core Subject : Health, Agriculture,
ARSHI Veterinary Letters (ARSHI Vet Lett) (e-ISSN 2581-2416) is an open access, peer-reviewed, online journal that publishes original manuscript should be produced from latest scientific results which not last than 5 years in all areas of veterinary sciences. Manuscripts is written in Indonesian or English ARSHI Vet Lett includes a rapidly and briefly updated scientific study with not only limited to reports of case study but also covering all aspects of practical clinical science in veterinary medical services. ARSHI Vet Lett is published by the Faculty of Veterinary Medicine of the Bogor Agricultural University (FKH IPB) in collaboration with the Indonesian Veterinary Hospital Association (ARSHI). This journal is published since 2017 (first in mid of the year, volume 1, published in 2 issue i.e. August and November), and next volume will publish 4 (four) times in 1 (one) year, i.e. in February, May, August, and November.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022" : 8 Documents clear
Penanganan skabies pada kucing di Yourdaily Petshop and Vet Jakarta Timur Alissa Hadi Kusuma Dewi; Ajeng Erika Prihastuti; Ida Bagus Gede Rama Wisesa; Sruti Listra Adrenaline
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.65-66

Abstract

Skabies merupakan penyakit sistem integumen pada kucing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei maupun Noroedres cati. Tungau masuk jaringan kulit dengan menembus lapisan epidermis, kemudian membuat terowongan sebagai tempat untuk bersarang dan bertelur. Aktivitas mekanis dan enzimatis tungau didalam lapisan epidermis menimbulkan reaksi alergi dan gejala klinis berupa pruritus, alopesia, papula, hyperkeratosis dan krusta pada hewan. Studi kasus ini melaporkan tampilan gejala klinis, pemeriksaan penunjang dan penanganan kasus skabies pada kucing bernama Chelsea ras Persia berumur 7 tahun. Kucing dibawa pemiliknya ke klinik hewan karena ada keropeng pada telingan. Pemeriksaan fisik dilakukan dan diagnosa penunjang berupa skin scraping pada superfisial pinna telinga. Hasil pemeriksaan skin scraping ditemukan infestasi tungau Notoedres cati pada kucing. Penanganan yang diberikan berupa injeksi antiparasit ivermectin, antihistamin diphenhydramine, dan kucing dimandikan dengan sampo lime sulfur 2%. Pemilik kucing Chelsea diminta kembali datang ke klinik pada hari ke 14 pasca terapi untuk melakukan kontrol dan hasilnya sudah tidak ditemukan infestasi tungau. Injeksi ivermectin kedua tetap diberikan untuk memastikan tungau telah tereliminasi secara keseluruhan.
Profil hematologi lengkap pada pasien anjing dengan kasus urinary tract infection Yohana Silvia Sitohang; Fransiscus Teguh Santoso; Tyagita Hartady
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.67-68

Abstract

Infeksi pada saluran urinaria terbagi atas dua bentuk, yaitu infeksi saluran atas (upper urinary tract) yang meliputi ginjal (pyelonephritis), dan infeksi saluran bawah (lower urinary tract) yang meliputi kantung kemih (cystitis), uretra (urethritis), dan prostat (prostatitis). Tulisan ini melaporkan hasil pemeriksaan profil darah pada seekor anjing jantan dengan ras Golden Retriever yang berusia 4 tahun dengan gejala lesu dan hematuria. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan bahwa anjing tersebut mengalami infeksi dan anemia mikrositik hipokromik. Hewan didiagnosa urinary tract infection akibat infeksi bakteri dan diberikan penanganan berupa kateterisasi. Antibiotik, anti perdarahan dalam, vitamin B, suplemen penambah zat besi, dan obat herbal Kejibeling diberikan pada anjing sebagai langkah pengobatan. Anjing menunjukkan kondisi yang baik dengan urinasi normal tanpa ada pendarahan setelah 3 hari penanganan.
Diagnosis Haemobartonella felis subklinis pada kucing Hamdika Yendri Putra; Naufal Hadam Maulana; Noor Ihsan Anzary Bahtiar; Puteri Pratiwi; Hakim Aziz; Dieniza Vadya; Geovany Mayori
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.69-70

Abstract

Ektoparasit yang teridentifikasi pada satu hewan kesayangan berkorelasi pada infestasi endoparasit, salah satu contoh endoparasit yang menyerang hewan peliharaan adalah Haemobartonella felis. Kucing sebanyak 7 ekor dari pemilik yang sama dibawa ke klinik hewan. Pemilik mengeluhkan seekor kucing memiliki suhu tubuh yang selalu tinggi saat diukur. Kucing yang lain tidak memiliki keluhan dan gejala serupa, namun pemilik ingin dilakukan pemeriksaan umum pada semua kucingnya. Hasil pemeriksaan klinis tidak ditemukan infestasi ektoparasit, suhu tubuh kucing berkisar 39,8-40,0 °C dengan bobot badan 2-4 kg dan berusia antara 5-24 bulan. Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan adalah pemeriksaan hematologi dengan metode complete blood count (CBC) mengunakan alat hematology analyzer dan blood smear inspection. Pemeriksaan ulas darah 4 dari 7 kucing menunjukkan hasil positif adanya parasit pada badan sel darah merah. Pemilik diberikan resep berupa antibiotik doxycicline dengan dosis 5 mg/Kg BB untuk diberikan kepada kucingnya 2 kali sehari selama 28 hari.
Diagnosis dan terapi patent ductus arteriosus pada anjing Christophorus Algriawan Bayu Widjanarko; Titus Ardhi Prasetya
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.63-64

Abstract

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung kongenital yang disebabkan oleh gagal menutupnya ductus arteriosus dan menyebabkan abnormalitas aliran darah dari aorta menuju arteri pulmonalis. Kondisi tersebut mengakibatkan berlebihnya volume darah dalam sirkulasi paru-paru, atrium kiri, dan ventrikel kiri yang dapat berkontribusi pada terjadinya gagal jantung kongestif. Tulisan ini melaporkan seekor anjing Toy Poodle jantan berusia 7 bulan dibawa pemiliknya untuk pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi. Pemilik anjing menyatakan pasien tidak memiliki keluhan sakit maupun riwayat penyakit. Hasil auskultasi terdengar suara jantung continuous murmur grade V/VI di basal jantung kiri. Hasil pencitraan echocardiography memperlihatkan dilatasi pada arteri pulmonalis disertai aliran darah turbulen dan terdeteksi keberadaan ductus arteriosus. Pasien juga mengalami overload volume darah pada atrium kiri. Ductus arteriosus pasien kemudian ditutup secara operasi dengan metode ligasi intrapericardial. Pemeriksaan echocardiography pada 48 jam pasca operasi menunjukan adanya aliran residual pada arteri pulmonalis. Ukuran atrium kiri kembali ke rentang normal dan grade continuous murmur turun ke II/VI. Aliran residual pada pasien masih terdeteksi hingga satu bulan pasca operasi, namun suara murmur sudah tidak terdengar dan ukuran ruang-ruang jantung tetap berada dalam rentang normal. Ligasi pada PDA masih menyisakan aliran residual pada arteri pulmonalis dan pemantauan terhadap potensi residual permanen dan rekanalisasi terus dilakukan pada pasien.
Citra ultrasonografi dan profil hematologi kasus pyometra pada kucing di Klinik Hewan Cimanggu Rr Soesatyoratih; Anita Esfandiari
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.61-62

Abstract

Seekor kucing betina bernama Berlin datang ke Klinik Hewan Cimanggu dengan keluhan hewan lesu, kurang nafsu makan dan mengeluarkan cairan merah dari bagian belakang tubuhnya. Hasil pemeriksaan fisik kucing bernama Berlin didapatkan adanya leleran lendir yang berwarna merah keluar dari vulva. Dari hasil anamnesa dan temuan klinis, kucing Berlin diduga menderita pyometra. Pyometra merupakan suatu gangguan reproduksi pada hewan betina yang ditandai dengan adanya penimbunan nanah pada uterus. Dari gejala klinis yang tampak, pyometra yang diderita kucing Berlin adalah pyometra terbuka. Hasil pemeriksaan penunjang ultrasonografi dan pemeriksaan darah terkonfirmasi kucing Berlin menderita pyometra.
Gambaran parameter fisiologi sebelum dan setelah penanganan pada kuda dengan kasus kolik ringan Irfan Hakim Utomo; Dwi Budiono
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.73-74

Abstract

Kolik merupakan penyakit yang sering dialami oleh kuda. Kondisi kolik secara umum akan menyebabkan perubahan pada kondisi fisiologis kuda. Tulisan ini melaporkan kondisi parameter fisiologi sebelum dan setelah penanganan pada kuda yang mengalami kolik ringan. Beberapa gejala klinis yang muncul pada kedua kuda adalah menakur-nakur, memojok, napas terengah-engah, dan tidak memakan pelet. Hasil pemeriksaan parameter fisiologi kuda yang mengalami kolik ringan menunjukkan kedua kuda mengalami peningkatan frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi, frekuensi respirasi dan frekuensi peristaltik usus kuda hanya terdengar 1 kali. Temperatur tubuh dan warna mukosa kedua kuda dalam kondisi normal. Kedua kuda tidak berdefekasi sebelum penanganan. Kedua kuda diberikan terapi berupa penyuntikan obat non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) flunixin intravena. Selain itu, kuda juga diajak berjalan-jalan dan dilakukan penundaan pemberian pakan. Hasil pemeriksaan parameter fisiologi kedua kuda setelah penanganan berhasil menurunkan frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi, frekuensi respirasi dari nilai sebelum penanganan menjadi normal. Peristaltik usus kedua kuda meningkat yang disertai dengan defekasi. Suhu tubuh dan warna mukosa kedua kuda dalam kondisi normal
Antimicrobial susceptibility of coagulase-negative staphylococci isolated from red-tailed racers (Gonyosoma oxycephalum) Lydia Pow Kar Men; Usamah Afiff; Deni Noviana
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.71-72

Abstract

Antibiotic resistant coagulase-negative staphylococci (CoNS) have been reported around the world. The aim of this study was to determine the antimicrobial susceptibility of CoNS isolated from red–tailed racers. Samples were swabbed from the oral cavity of 5 wild caught red–tailed racers, and were identified with biochemical test using the Kirby–Bauer disc diffusion test interpreted by referring to Clinical and Laboratory Standards Institute. The results obtained 4 species of CoNS isolated from swab samples including S. sciuri, S. xylosus, S. lentus, and S. kloosii. The antibiotic resistance test of S. xylosus, S. sciuri, and S. lentus showed susceptibility to amoxicillin, gentamicin, erythromycin, bacitracin, vancomycin and oxacillin, but resistance towards penicillin G. S. sciuri isolated from snake number 1 was intermediate towards erythromycin. S. kloosii showed susceptibility towards amoxicillin, gentamicin, bacitracin, penicillin G, vancomycin, and oxacillin, but was resistant towards erythromycin
Resistansi Escherichia coli asal feses sapi di wilayah Bogor terhadap antimikrob Dordia Anindita Rotinsulu; Usamah Afiff; Diyah Septiriyanti
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.75-76

Abstract

Resistansi bakteri terhadap antimikrob telah menjadi permasalahan global. Pengujian resistansi antimikrob bakteri dari hewan penting dilakukan terutama dengan adanya resistansi antimikrob pada manusia yang diduga bersumber pada ternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis gambaran resistansi Escherichia coli (E. coli) yang diisolasi dari feses sapi terhadap berbagai antimikrob, yaitu aztreonam, basitrasin, sefpodoksim, enrofloksasin, fosfomisin, gentamisin, dan kloramfenikol. Uji resistansi antimikrob dilakukan menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Hasil uji diinterpretasi menurut Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Isolat E. coli asal feses sapi yang diperiksa resistan terhadap aztreonam (40%), sefpodoksim (40%), fosfomisin (50%), basitrasin (100%), dan gentamisin (10%). Isolat E. coli sebanyak 30% memiliki kepekaan intermediat terhadap fosfomisin. Seluruh isolat sensitif terhadap kloramfenikol (100%), dan sebagian besar sensitif terhadap enrofloksasin (90%) dan gentamisin (90%). Isolat E. coli yang resistan terhadap aztreonam dan sefpodoksim diduga berfenotip extended spectrum β-lactamase (ESBL). Pengobatan infeksi E. coli pada sapi harus memperhatikan gambaran resistansi isolat terhadap antimikrob.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2022 2022